Pelangi Setelah Hujan
Tak
terasa sore menjelma senja, sajikan panorama langit berwarna jingga, bersambut
semilir angin yang mulai menggetarkan bulu rona.
Arya menapaki jalan setapak untuk menuju ke istana kecil yang dinamakan rumah
di pinggiran kota.Arya adalah seorang pelajar salah satu SMA di Jakarta.Ayahnya
bekerja sebagai pemulung walaupun begitu ia tak penah malu dengan
teman-temannya.Dan ibunya sakit parah sejak 3 tahun yang lalu dan belum pernah
dibawa ke dokter karena tak punya biaya.”assalamualaikum,arya pulang”katanya.”wa’alaikumsalam”
seru bapaknya yang sedang sibuk meremukkan kaleng-kaleng yang beliau dapat hari
ini.Arya kemudian langsung bergegas ganti baju dan membantu ayahnya meremukkan
kaleng-kaleng itu.Sebenarnya Arya tidak mau melanjutkan sekolah lagi karena ia
merasa kasihan dengan orang tuanya tetapi ayahnya tidak mengizinkan,ayahnya
ingin Arya sukses dan bisa merubah hidup keluarga mereka suatu saat nanti
beliau tak ingin anaknya menjadi pemulung sepertinya.
Malam pun berganti pagi sang surya menampakkan cahaya dari ufuk timur dan
burung pun bernyanyi di pepohonan menyambut pagi yang cerah ini.Jam sudah
menunjukkan pukul 06.15 Arya berangkat sekolah mengendarai sepeda bututnya ia
berangkat pagi-pagi sekali supaya tidak telat karena jarak antara rumah dan
sekolahnya lumayan cukup jauh.Disetengah perjalanan ternyata ban sepedanya
bocor dan terpaksa ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki.Sesampainnya di
sekolah jam sudah menunjukkan pukul 07.15 dan sekolahnya masuk tepat pukul
07.00 jadi ia terlamabat 15 menit.Pelajaran pertama adalah matematika guru
killer.Ia langsung bergegas masuk ke kelasnya.Ternyata si guru killer sudah ada
di tempat dan sudah menerangkan beberapa rumus yang membuat pusing para
siswanya.Si Arya mengetuk pintu dari luar “assalamu’alaikum maaf pak saya
terlambat” ia masih mematung dan menunjukkan wajah polosnya agar si guru killer
itu mengizinkan ia masuk.”apa ?! maaf?! Anda sudah terlambat 15 menit
nak.Silahkan lari 10 kali mengelilingi lapangan sehabis itu baru saya
mengizinkan kamu mengikuti mata pelajaran saya.”Tak pikir panjang Arya langsung
berlari mengelilingi lapangan selepas itu ia bergegas kembali ke kelasnya untuk
menerima mata pelajaran dari si guru killer tersebut.”Sini kamu!”kata guru
itu,arya hanya membalas “iya pak” sambil berjalan mendekati guru killer itu.”kenapa
kamu terlambat?gak biasanya kamu begini.Ini bukan Arya yang bapak kenal.”Arya
berkata”ta..tadi ban sepeda saya bocor pak.”Arya menjawab pertanyaan guru
killer itu dengan gugup.Dan salah satu murid menyahut “mungkin tadi si Arya
mulung sampah dulu di rumah-rumah orang kali pak maklum kan dia anaknya
pemulung HAHAHA.”Seketika kelas pun menjadi gaduh.”diam!!!”kata si guru killer
sambil menggebrak meja seperti Arya Wiguna.”Arya,silahkan duduk di tempat
dudukmu”.
Bullyan menjadi makanan sehari-hari Arya di sekolah tetapi itu tak membuat ia
minder malah menjadi semangat dan motivasi untuk lebih maju ia ingin
membuktikan pada semua orang yang memandang ia sebelah mata bahwa ia bisa
menjadi seseorang yang sukses suatu saat nanti.
Saat ia melewati mading sekolah tak sengaja ia melihat sebuah brosur “Lomba
Melukis dalam menyambut HUT Perusahaan Bina Sentosa” yang diselenggarakan oleh perusahaan
ternama di Jakarta dan hadiahnya 100 juta.Arya ingin sekali mengikuti lomba
tersebut karena dari kecil ia suka melukis.Dan kalau ia menang bisa membiayai
ibunya yang sedang sakit dan membeli rumah yang lebih layak lagi untuk tempat
berlindung ketika panas dan dingin menerjang.Tak pikir panjang ia langsung mendaftarkan
diri.
Waktu lomba pun datang Arya mendapat nomer peserta “08”.Lomba diadakan di salah
satu mall di Jakarta Pusat.Arya mulai menggoreskan kanvas ke kertas yang sudah
di sediakan panitia.Kanvasnya mulai menari-nari di kertas dan menghasilkan lukisan
yang sangat cantik yang bertuliskan “Pelangi Setelah Hujan”.Satu jam telah
berlalu lukisan Arya sudah selesai.”Dan ini saatnya pengumuman siapa pemenang
lomba lukis dalam rangka HUT Perusahaan Bina Sentosa.. dan pemenangnya
adalah.............. nomer peserta 08 selamat untuk Arya.”kata pembawa acara
tersebut dengan penuh semangat.”silahkan naik ke atas panggung”.Tepuk tangan
yang meriah dan teriakan menggema di mall ini.”selamat nak..ini hadiahnya”sang
direktur menyerahkan uang sebesar 100 juta kepada Arya.Tak sadar bulir-bulir
air matanya pun jatuh karena terharu.Sekarang ia bisa merubah nasib
keluarganya.
-Terkadang Dalam
Hidup Ini Kita Harus Melewati Hujan Badai yang Menghadang Supaya Kita Bisa
Melihat Indahnya Pelangi-
regards : @delagustinaa